FREE SEXSI
Minggu, 28 Agustus 2016
Video Bokep Ngentot Memek Tembem Jembut Lebat Perawat Super Cantik Dan Montok Hot Horny
Streaming Video Bokep Ngentot Memek Tembem Jembut Lebat Perawat Super Cantik Dan Montok Hot Horny No Sensor
Video Bokep Ngentot Memek Tembem Jembut Lebat Perawat Super Cantik Dan Montok Hot Horny
Streaming Video Bokep Ngentot Memek Tembem Jembut Lebat Perawat Super Cantik Dan Montok Hot Horny, Nikmat asyik gratis nonton play video MP4dan 3gp . Hanya ada Di Asyik Coi ,Dan Lihat Cerita Sex
Minggu, 21 Agustus 2016
Cerita Sex Saat Di Perkosa Di Parkiran Kampus Pecah Perawan Bikin Memekku Crot
Cerita Sex Saat Di Perkosa Di Parkiran Kampus Pecah Perawan | Cerita Dewasa Terbaru 2016 | Cerita Sex Hot | Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar Cerita Sex IGO | Cerita Hentai | Cerita Dewasa xxx | Cerita Esex-esex | Cersex | Foto Bugil Terbaru - Kali ini asyik coi mempersembahkan Cerita Sex
Sabtu, 20 Agustus 2016
Foto Bugil Pembantu Cantik Memek Mulus Ngangkang Di Kebun Pisang
Foto Bugil Pembantu Cantik Memek Mulus Ngangkang Di Kebun Pisang | Foto Bugil Terbaru 2016 | Foto Ngentot Terbaru| Foto Sex Hot | Foto Sex IGO | Foto Hentai | Foto Dewasa xxx | Foto Esex-esex | Foto Sexsomnia | Foto Memek Ngangkang | Foto Seks Cewek Igo - Kali ini asyik coi mempersembahkan Foto Hot Pembantu Cantik Memek Mulus Ngangkang Di Kebun Pisang (PRT)Yang Bohai, Dengan Pose Memeknya
Jumat, 19 Agustus 2016
Cerita Seks: Paman Asti yang mesum
"Iya, kamu kan sudah lama tidak menemui anakmu itu Asti", "Iya paman, aku mungkin terlalu sibuk bekerja", "ya mungkin kamu bisa ijin beberapa hari", "wah, betul paman, ya kalau begitu besok saya coba ijin", "nah, setelah itu kamu brangkat sama aku ya", "iya paman" Malam itu Asti sudah kedatangan tamu, pamannya dari kampung sana. Asti diminta untuk pulang kampung, sesekali menemui anaknya itu. "ya sudah, kamu mau mandi Asti?", "oh iya, sampai lupa, haha" Asti memang sedari tadi hanya memakai handuk yang menutupi buah dada besarnya sampai kelutut. "ya sudah sana mandi, saya tidur dulu ya", "oh, iya paman" Asti segera pergi mandi, dan pamannya itu pergi kekamar. Pamannya Asti sempat heran, Asti benar benar berubah dari beberapa tahun lalu saat mereka sempat bertemu. Kini Asti begitu menggoda, janda muda itu terlalu menggairahkan untuk dipandang. Beberapa puluh menit berlalu, Asti sudah selesia mandi. saat ia sampai dikamar, pamannya sudah tertidur. Asti segera berganti pakaian menggunakan dasternya, lalu ia pergi kedepan untuk menonton televisi. Beberapa jam berlalu kini Asti juga mengantuk, ia kemudian menuju kamar, tanpa pikir panjang ia tidur disebelah pamannya itu.
Tepat tengah malam, pamannya Asti terbangun, dan yang pertama ia lihat buah dada montok Asti yang hampir tumpah keluar dasternya. Pria itu jadi melek seketika, makin ia lihat, makin menggoda saja buah dada itu.
Asti sempat bergerak sedikit, namun malah mendekati pamannya, buah dada montok itu menyentuh pamannya itu. Terasa sudah kenyalnya buah dada itu, membuat pamannya Asti geleng geleng. Pria itu sempat ragu, tapi kini ia berani merapat, lalu menyentuh buah dada montok itu dengan jari jarinya, begitu besar nan mulus, tanpa perlu membangunkan Asti, pamannya itu sudah mengelus elus benda bundar besar itu, juga mengeluarkannya dari daster itu. Kini paman Asti itu meremas buah dada besar itu, yang tak lama lagi lagi puting Asti meneteskan air susu. Sontak Pria itu heran, dan segera ia merasa tenggorokannya kering. tak lama, sspp, pamannya Asti melahap puting janda muda itu, dan mulai dihisapnya perlahan, air susu mengalir kemulutnya, segera ia teguk dengan nikmat, dan kini ia terus menyedot buah dada Asti itu. Sudah lama pamannya Asti itu ingin mencoba menghisap langsung air susu dari puting perempuan, dan kini terealisasi dengan menghisap air susu dari puting merah muda Asti."hmmh...mmh..." Asti bersuara, namun pamannya tidak bergeming, pria itu asyik menghisap puting merah muda milik janda muda itu. "slruuup...mm...mm...slruup", "Aahn...mmh... paman...", "mm... eh Asti, kok bangun?", "itu... lagi...", "tadi... puting kamu... air susunya keluar, takut basah kekasur, jadi... aku minum", "oh, iya deh paman...mmh... dari pada Asti buang...mmh" Asti membiarkan pamannya itu, dan kini pria itu makin asyik saja, ia menarik narik buah dada Asti itu sembari puting mengeras itu tak henti bergantian dihisap. Asti ternyata kembali tertidur, janda muda itu sudah biasa dihisap putingnya saat tertidur. Beberapa menit kemudian, pamannya Asti sudah nyusu terus, dan penis pria itu sudah tegak dalam celana. Melihat paha mulus Asti, pamannya itu makin terangsang, sembari minum susu, ia elus paha mulus Asti, juga menyingkap daster itu, tak lama pria itu malah mengelus elus selangkangan Asti yang hangat itu. Tak lama Pria itu sudah mengeluarkan penisnya dari celana, dan benda tegak itu dihimpitkan diselangkangan Asti, lalu digesek gesek dengan nikmat. beberapa menit kemudian, Croot croot, Pamannya itu malah menyemburkan sperma dari penisnya, mendarat dibelakang Asti. Ia memegang penisnya, di lapnya dengan tangannya, lalu tak lama kembali segera tegak setelah penis itu digesek gesekkan dibuah dada montok milik Asti. terbawa nafsunya, pamannya itu mengangkat satu paha milik Asti, dan kini ia melihat vagina milik janda muda itu, dielus elusnya dengan jari jemarinya, dan juga ia masukan jarinya sesekali. makin panas ia sudah tak bisa menahan, ia merapat pada Asti, lalu kini ia tancapkan penisnya kedalam lubang itu. Sleeb, sensasi nikmat yang lama tak ia nikmati lagi itu terulang. Pria itu kini sadar mungkin Asti terlalu sibuk sampai tak pernah pulang kampung karena terlalu sering dinikmati para lelaki, vagina milik Asti begitu mudah disodok dan dipenetrasi, pasti sering dinikmati. Kini Asti tubuhnya bergoyang goyang, karena kini pamannya itu sibuk menyodok vagina janda muda itu. ia makin asyik menyetubuhi Asti, karena memang lubang vagina itu dengan mudah bisa diajak kompromi, penis tegak itu keluar masuk dengan cepat tanpa ada masalah. Beberapa menit berlalu, pamannya Asti sudah merasa ingin keluar lagi, ia cabut penisnya, ia arahkan keluar kasur, Croot croot croot, SPermanya muntah diluar kasur. Pria itu lalu memilih membersihkan sisa sisa Aksinya, kemudian memilih kembali tidur disebelah Asti, namun masih memegang buah dada besar nan montok itu.
"Paman, heei..." Pria yang masih merasa kenikmatan sisa beraksi kemarin itu terbangun, "eh, iya Asti... hmmh", "aku berangkat kerja dulu ya, kalau diijinkan nanti kita langsung berangkat ya" Asti memang sudah berpakaian dengan baik dan siap bekerja, pamannya Asti tau ia pasti bangun telat. "ooh, iya, aku tunggu dirumah" Asti segera keluar dan berangkat bekerja. Pria dirumah itu mengumpulkan kesadarannya sambil mengingat kejadian semalam, tak lama kemudian ia pergi mandi, setelah itu ia berpakaian lagi dan menunggu Asti pulang. Hari menjelang siang, Asti sudah tiba kerumah itu lagi. "Eh, Asti, gimana?", "diijinkan kok, tapi katanya beberapa hari saja", "ooh, yang penting kamu bisa pulang", "iya, ayo deh paman" Asti segera bersiap siap, menyiapkan beberapa pakaian, dan tak lama kini sudah ditunggu pamannya didepan. Segera mereka berdua kemudian pergi menuju kampung halaman Asti. Beberapa jam perjalanan itu pamannya Asti tak perlu merasa lelah, karena buah dada besar milik asti selalu merapat dipunggungnya, jadi ia juga merasa senang. "Asti, kamu ngantuk ya?", "hmh... iya paman" belum mereka sampai tujuan, Asti sudah mengantuk. "hmm, kita berhenti dulu deh, itu deket sini ada rumah temenku", "ooh, iya deh paman" pamannya asti itu memilih membawa Asti kerumah temannya. Setelah sampai, mereka berdua segera mendekati rumah yang cukup mewah itu. Setelah mengetuk pintu, keluar seorang Pria, "iya, weh, kamu...", "hai bro, lama gak ketemu" mereka semua masuk kerumah, Asti sempat bingung siapakah teman pamannya itu, setelah mengobrol ternyata temannya SMA dulu. "...haha, iya aku masih ingat itu", "kan, hahaha" dua pria itu ngobrol asik, Asti malah terlihat ngantuk sekali. "Asti, kamu harus tidur deh, sampai ngantuk gitu", "iya, hmm... pak, saya boleh...", "oh, boleh, itu masuk kekamar itu aja mbak", "iya, permisi" Asti segera pergi kekamar dirumah orang itu. "heh, siapa itu?", "itu, anaknya saudaraku", "seet, aku kira istrimu, masih muda gitu", "haha, kalau bisa jadi istriku, bisa aku tidurin tiap hari", "haha, dasar kamu", "eh, aku... ingat sesuatu... dulu aku pernah pinjem uang kamu", "oh, iya, aduh, udah lama banget lah, kita udah umur 40 an gini", "haha, tapi... kalau mau aku bayar", "aah, gak perlu...", "bayarnya... pakai Asti itu" sontak pemilik rumah itu kaget, "w...wah, yang bener ah", "loh, iya, orang... kemarin malem aku setubuhi itu janda muda", "gila, ternyata lagi menjanda ya, wah, gimana ya?", pria itu sempat berfikir, namun pamannya Asti malah tertawa, "hahaha, kalau gak mau, biar aku yang ngeseks lagi" pamannnya asti berdiri dan pergi menuju kamar, namun segera disusul temannya itu. "aduh, hmm, aku mau deh", "gitu aja susah, haha" pria itu akhirnya setuju setelah melihat kemolekan tubuh Asti yang sedang tidur itu. dua pria itu lalu mendekati Asti, mereka masih memperhatikan si janda muda itu tertidur, tak perlu lama, mereka berdua sudah mulai melucuti pakaian Asti, dan kini janda muda itu telanjang lagi. pemilik rumah itu geleng geleng, bukan main ia senang, tak perlu ragu segera ia dekati Asti, dan ia elus tubuh mulus janda muda itu. "sst, liat nih...mmh...mm" pamannya Asti malah langsung menyambar puting merah muda milik Asti, dihisapnya dengan keras, dan tak lama air susu kembali mengalir, membuat pemilik rumah itu kaget, "b...bisa menyusui dia?", "mm...slruup..mm... iya, coba deh, enak..mm" pria itu menirukan pamannya Asti, dan kini tak perlu lama sudah senang saat mulai menghisap puting Asti dan merasakan segarnya susu janda muda itu "slruup...wah..mm...mantap...mmm" Kini dua pria itu nyusu dengan asyik saat pemilik buah dada besar berisi itu sedang tidur.
"slruup...mmh...mm...slruupp... eh, kamu langsung mulai aja sana, keburu bangun", "slruup...mmh...iya deh" pemilik rumah itu segera melepas pakaiannya, lalu menyiapkan penisnya yang sudah tegak. "bentar bentar, mm...mm..." pamannya Asti menyempatkan untuk menjilati vagina Asti, dalam dan luarnya, lalu setelah itu ia kembali memilih menikmati buah dada janda muda itu. "udah kan? hehe, mmh...oouh... enaknya...mmh" penis tegak pemilik rumah itu mulai dimasukan perlahan, sleeb, kini sudah mengisi penuh vagina Asti yang dengan mudah dipenetrasi itu. "mm...slruup... gampang itu disodoknya, udah sering ngeseks ini dia... mm..." mendengar itu, pemilik rumah itu makin semangat, ia berani menyodok vagina Asti tanpa ragu, penisnya yang tegak sudah bergerak maju mundur dengan terampil. Asti masih saja tertidur, meski dua pria sibuk memanjakan nafsunya dengan menikmati tubuh janda muda itu. "ooh... asyik deh...uuh...mmh", "slruup...aah... kalau mau keluar dicabut ya" beberapa menit kemudian, penis itu dikeluarkan dari lubang kenikmatan milik Asti, lalu croot croot, sperma menyembur keluar kasur. "uuuh, mantap... lega...", "udah? haha, aku juga mau lagi ah" pamannya Asti malah ikut melepas pakaiannya, dan kini lagi lagi menyetubuhi Asti, tak perlu lama ia memasang penisnya mengisi vagina Asti lagi, dan mulai kembali menggenjot janda muda itu. Baru selesai disetubuhi, kini Asti lagi lagi dientot pamannya itu, tubuh janda muda itu bergoyang lagi, buah dada yang besar itu satunya dihisap pemilik rumah itu, satunya bergoyang tanpa dikendalikan. Pamannya Asti tak lama beraksi juga sudah klimaks, ia mencabut penisnya, lalu croot croot, kini sperma sperma itu sudah membasahi lantai dikamar itu. "hooh, mantep", "aduh, harus segera dibersihin ini, keburu istriku pulang", "iya bersihin segera, aku mau pakaiin pakaiannya Asti" Asti tak lama sudah berpakaian dengan bantuan pamannya, lantai kamar itu juga sudah bersih lagi, dua pria yang puas itu berpakaian, lalu keluar kamar dan kembali bercerita.
"mmh...aduh...ghh..." Asti terbangun, namun ia sempat merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, namun ia sudah terbiasa dengan hal itu. janda muda itu bangun dari kasur, lalu keluar kamar. "Asti sudah bangun?", "sudah, paman dari tadi masih cerita disitu?", "looh, iya dong, kita jarang ketemu soalnya", "iya mbak Asti, mbak Asti mandi dulu deh, setelah itu bisa berangkat lagi", "ooh, iya deh pak, permisi ya, badan saya agak pegel" Asti pergi mandi, dua pria itu sempat tertawa, mereka sudah menyetubuhi Asti dan memuaskan diri mereka. "oke, udah gak ada hutang kan ya?", "iyaa, malah dapat bunganya sekalian tadi aku, haha", "bisa aja, haha, makasih ya, habis ini aku langsung pulang bareng Asti", "makasih juga, hehe" Setelah itu Asti sudah selesai mandi, berpakaian lagi, dan kini sudah bersama pamannya pergi pulang. beberapa jam perjalanan, malam itu Asti tiba dirumahnya, disambut keluarganya. pamannya memilih segera pulang, ia tak ingin merepotkan Asti lagi, ia sudah cukup puas. "Aduh, anakku udah gede ya, hahaha" Asti kini sudah menggendong bayinya yang sudah mulai tumbuh menjadi anak anak yang ceria. ayah dan ibunya Asti ikut senang Asti kembali disisi anaknya itu.
Selasa, 16 Agustus 2016
Cerita Sex Nikmatnya ML Dengan Mbak Nita Cantik Yang Seksi Dan Hot
Cerita ESex Nikmatnya ML Dengan Mbak Nita | Cerita Dewasa Terbaru 2016 | Cerita Sex Hot | Cerita Sex IGO | Cerita Hentai | Cerita Dewasa xxx | Cerita Esex-esex | Cersex | Foto Bugil Terbaru - Kali ini asyik coi mempersembahkan Cerita Sex Petualanganku saat ML dengan Mbak Nita Yang Hypersex Selain cantik dan sexy, toket dan memek mulusnya Saat dientot nikmat kalau di grepe dan disedot Bikin
Jumat, 12 Agustus 2016
Cerita Seks: Asti ngentot threesome
"Asti?", "iya pak?", "kamu saya kasih tugas banyak sebentar lagi", "oh, tugas apa pak?", "ini banyak dokumen yang perlu kamu selesaikan, tapi kamu dirumah gak ada komputer ya?", "iya pak, dirumah gak ada komputer", "ya sudah, kamu saya kasih leptop kedua saya", "w...wah, yang bener pak?", "iya, tapi kamu nanti siang ambil ditempat servisnya, udah beberapa hari saya tinggal disana", "oh, iya pak, terima kasih", "sip, hmm, sekarang... kamu buka baju dulu deh, saya haus, hehe", "oh iya pak, mumpung masih penuh buah dada saya" Pagi itu Asti dapat berita bagus, meski ia sudah harus kembali menyusui Pak Parno itu. Asti mendapat tugas cukup banyak setelah itu, memang ia sekertaris pribadi dari pemilik perusahan itu. Segera saat siang sudah tiba, Asti pergi ketempat servis leptop yang sudah diberitahukan oleh bosnya.
"Permisi...", "iya... buoh!" Zamran tampak kaget, dari membaca koran yang membosankan tiba tiba ia melihat Asti yang montok nan menggairahkan itu. "mm... mas ini...", "saya zamran mbak, hehe...", "saya Asti, hmm, saya mau ambil leptopnya pak Parno" Zamran tak menjawab, ia malah sibuk melihat buah dada milik Asti yang besar berisi itu. "Hoe zam, malah diem ente, iya ada apa mbak?", "mau ambil leptopnya pak Parno mas", "saya Afif, tunggu bentar ya mbak, hoe zam... set dah" Afif tak percaya Zamran sampai membatu memandangi Asti yang aduhai itu. Asti duduk dengan santai, menunggu kabar dari leptop pak parno yang diserahkan pada Asti itu.
Asti melihat tempat servis itu cukup sepi, mungkin karena siang hari. "mm... mbak Asti ini... istrinya pak parno ya?" zamran yang tadi terdiam malah bertanya ngawur, "bukan mas, saya sekertaris pribadinya", "ooh, tapi udah nikah kan mbak?", "iya, tapi udah janda mas" mendengar kata janda saja Zamran merinding seketika, pantas janda muda itu begitu menggiurkan. "hmm, gitu ya...", "nanya apa sih loe zam, ini leptopnya mbak" Afif datang sambil membawa leptop, "ini leptopnya udah bener kan mas?", "waduh, masih banyak yang error mbak" zamran menjawab secepat kilat, "he zam, kan kemarin..." Zamran meminta Afif untuk diam, "error gimana mas? Asti gak begitu tau soal leptop", "jadi masih butuh waktu untuk servis lagi mbak", "ooh, tapi saya sudah diminta untuk mengerjakan tugas tugas dari pak parno", "ya sudah, kalau mbak Asti mau cepet bisa leptopnya, kami benerin segera, tapi mbak Asti ikut kami ya", "ooh, bagus kalau begitu, mau dibenerin disini mas?", "ditempat saya aja mbak, ini mau tutup", "he zam, tutup dari man...mm!" Zamran lagi lagi mendiamkan Afif, "gimana mbak Asti?", "boleh mas, kalo belum selesai saya gak bisa kerja nanti", "ya sudah, mari ikut kami mbak", "he zam, aku ikut?", "udah ayo..." Afif dipaksa ikut oleh zamran. Kini Asti mengendarai motornya, mengikuti Zamran dan Afif yang naik motor juga. "ngapain sih zam? kumat mesum loe", "hehe, udah lama gak ngentot gua fif, semenjak cewek yang biasanya itu sudah beli leptop yang bagusan", "iya sih, gua juga", "haha, tuh janda muda pasti enak loh, hmmmh", "gila gila... asal tempat loe aman aja zam", "amaan, bisa diatur, haha" Zamran dan Afif dulu pernah menerima jasa servis leptop dengan bayaran ngeseks. Kini mereka sudah lama tak melakukan itu, dan sepertinya Asti dijadikan target. Setelah beberapa menit perjalanan mereka sampai ditempat kontrakan milik Zamran. Mereka bertiga masuk kerumah setelah memarkir motor. "mbak Asti duduk disitu bentar ya, kami mau coba benerin", "oh, iya mas Zamran" Zamran bukannya utak atik leptop, malah melepas bajunya, hingga hanya memakai celana pendek. "He zam, buset dah", "udah fif, benerin itu..." Afif kini yang mengutak atik leptop, tapi afif sebenarnya tau, leptop itu sudah selesai dibenarkan sampai tuntas. 10 menit berlalu, belum juga Zamran dan Afif memberitahukan Asti. "m... mas, udah belum?", "belum mbak, sulit ini, kenapa mbak Asti?", "panas ya disini mas", "iya, makanya saya buka baju, mbak Asti... kalau panas buka baju aja...", "iya deh mas" Asti membuka bajunya, janda muda itu kini memakai bh saja, meski roknya masih terpasang. Zamran sudah kalang kabut, penisnya sudah tegak dalam celana pendeknya. Keringat yang mengalir ditubuh Asti makin membuat Zamran dan Afif kebingungan. "mbak Asti, kok menjanda sih?", lagi lagi zamran kepo pada Asti, "ya suami saya pergi mas", "hmm, udah lama sendiri dong", "gak begitu lama kok", "tapi tidurnya sendiri terus kan?", "gak juga mas, kadang ada yang nemenin", "ooh, siapa mbak?", "banyak sih mas, tetanggaku seneng nemenin" mendengar itu zamran makin terangsang saja sembari memandangi Asti. "ooh, gitu ya... loh kok dilepas bhnya mbak, haha", "masih panas mas, takut basah juga", "kena keringat?", "takut susu saya keluar juga" mendengar kata susu, Afif bereaksi juga, meski Zamran lebih heboh. "susu mbak? mbak Asti menyusui?", "iya, tapi anak saya tinggal dirumah kakeknya", "ooh, kok masih keluar susunya?", "iya, kan sering banyak yang minum mas", "wah, kok bisa gitu mbak?", "soalnya kalau gak dikeluarkan nanti sakit mas, ini juga udah penuh sih, huhh" mendengar itu, Zamran dan Afif terangsang sekali untuk segera menghisap puting merah muda milik Asti yang terpampang jelas itu. "k...kalau boleh saya bantu keluarin mbak", "mas Zamran mau?", "mau banget mbak", "ooh, iya sudah mas, diisep langsung aja, bisa ndak?', "pasti bisa... haha" Zamran melesat mendekati Asti, ia menangkap buah dada Asti, dielus elusnya dulu, begitu halus nan menggiurkan. kemudian zamran melahap puting kiri Asti, sembari meremas remas buah dada berisi itu. Asti duduk dikursi, jadi Zamran tinggal duduk menghadap Asti dan menikmati air susu yang mulai mengalir kemulutnya. "Aahn... pelan aja mas Zamran", "mm...slruup...mm...slruup...aah...mm" zamran tak menghiraukan kata kata Asti. Afif tampak juga ingin segera menikmati air susu Asti juga. "mbak, leptopnya sudah", "sudah mas Afif? wah hebat", "iya, tapi...", "tapi apa mas?", "b...butuh dicharge dulu baterainya, jadi saya bawa kekamar", "oh iya" Afif membawa leptop itu kekamar dan mengisi baterainya. "mm... sluurp... mbak Asti kekamar sekalian gimana? biar en... lancar ini saya minumnya", "ooh, iya deh mas Zamran" Asti kini diajak kekamar, janda muda itu benar benar siap disantap. "leptopnya biarin dulu mbak", "iya mas afif", "m... minum susunya boleh lanjut mbak?", "boleh mas zamran", "mbak Asti tidur aja, hehe" Asti menurut, janda muda itu tiduran dikasur, dan langsung zamran kembali menikmati buah dada kiri milik Asti. "m... saya nyusu juga boleh mbak?", "boleh mas Afif, kan harus imbang emang", "hehe, sip mbak...mm...mmm" Afif kini menjamah buah dada kanan milik Asti, tak lama ia juga menikmati air susu segar milik janda muda itu. Kini Asti tiduran saja, sembari dua pria menghisap puting merah mudanya. "slruup...mm...slruup...mm", "mm...aah... mbak asti gak haus juga?", "haus sih", "minum susunya sendiri aja mbak, bentar ya... slruup...hghh...cup..." Zamran menghisap air susu mengisi mulutnya, lalu ia mencium Asti, dan mengisi mulut janda muda itu dengan susunya sendiri. "gleeg, mm... makasih mas, pinter ya mas zamran, belum ada yang beri saya minum susu begitu", "iya, hehe, mmm... mbak Asti, kan servisnya sudah, tinggal bayarnya aja", "aduh, saya ndak dikasih uang sama pak parno...", "saya ndak minta uang kok mbak". "terus minta apa mas Zamran?", "kami cuma ingin mbak Asti menuruti kemauan kami aja, sekali ini, hehe", "oooh, boleh deh mas" mendengar itu zamran senang sekali,begitu juga Afif yang sibuk meremas buah dada dan menghisap puting kanan Asti itu.
"makasih mbak, mm... mbak Asti saya buka roknya ya... kan panas ini", "iya mas, makin panas dikamar" Segera Zamran menelanjangi Asti. tak lama zamran membuka selangkangan Asti, lalu memandangi vagina basah milik janda muda itu. "wah, udah basah mbak, hehe", "aahn... iya mas", "saya urus ya mbak, hehe....mmm....slruup...mmm" Zamran tanpa ragu kini sudah mendaratkan mulutnya diselangkangan Asti, lidahnya sudah masuk kedalam memek basah itu, juga dihisapnya cairan dalam vagina janda muda itu. "Aaahn...mmmh...ooh" Asti mulai mendesah, membuat zamran dan afif makin semangat juga. Afif kini ikut melepas pakaiannya, kemudian ia meremas kedua buah dada montok milik Asti. "mbak Asti, buah dadanya kok gede banget ya?", "aahn... iya mas, katanya... gara gara sering diremas dan dihisep susuku...", "ooh, harus sering dipijat gini mbak", "aahn...mmh... iya... ooh..." sembari diremas remas, air susu keluar menetes dari puting Asti, membuat Afif begitu terpesona. "mm...slruup... mbak Asti, masih panas?", "iya mas zamran, tapi...aahn! mas! itu... aahn!" Zamran ternyata secepat kilat sudah berganti alat pemuas, ia kini sudah mulai memasukan penisnya kedalam vagina Asti. "oooh... mmh... dalam sini lebih panas mbak, uuuh" sleeb, penis tegaknya mengisi penuh vagina janda muda itu. "aahn...mmmh... mas zamran...ouh" Asti mulai merasakan lagi, saat saat dimana vaginanya terisi penis, dan kembali dipenetrasi gesekan gesekan nikmat. melihat hal itu, Afif jadi semangat juga, kini Afif meletakan penis tegaknya dibelahan dada Asti, lalu digencet buah dada besar milik janda muda itu. "oooh...mmm....slruup...mmm" sembari memuaskan penisnya, Afif juga menikmati air susu asti. "aah...aah...auuh... itu....aaahn..." Asti merasakan tubuhnya mulai bergoyang seirama, karena tusukan penis Zamran divaginanya, juga gesekan penis afif didadanya. "oooh... mmh... asyik nih mbak.... oooh" Zamran semakin asyik beraksi menggenjot vagina Asti itu. "mm...oooh... mbak Asti, buka mulutnya dong", "aaa...mm...aahn...aa...mmmh" Asti menikmati air susunya sendiri, puting merah muda miliknya itu oleh Afif diarahkan kewajah janda muda itu, puting yang dipencet itu menyemburkan air susu kemulut asti. beberapa menit itu Asti mendapat pengalaman baru, saat adegan threesomenya dengan Zamran dan afif berlanjut.
Zamran dan Afif cukup puas, mereka kini mencoba posisi baru. Asti kini tidak lagi tiduran dikasur, janda muda itu kini nungging ditengah kasur. "oooh... iya mbak, gitu terus, mmh" Asti sekarang sudah sibuk mengulum penis Afif dengan mulutnya. "mmh....mm...oogh...mmm....mm....mmmmgh!" Asti sempat kaget, ketika dari belakang Zamran sudah sibuk memasukan penis tegak kelubang pantat milik Asti. "oooh... mmh... uuuh" Zamran sudah memasukan sebagian penisnya dalam lubang sempit itu, dan mulai digerakan mempenetrasi Asti. "oohm...mmm...mmgh...mm...aaah...aah...mmm..." Afif menikmati sensasi ternikmat saat penisnya diemut oleh Asti, dan zamran bergerak dengan asyik menusuk lubang pantat Asti. janda muda itu hanya bisa bergoyang dan menuruti kemauan dua orang itu. Asti kembali bersetubuh dengan asyik, menit demi menit, sebagai biaya ganti servis leptop. "oooh...mmh... aduh...uuh" Crooot croot, zamran menyemburkan spermanya dilubang pantat Asti. "aaaah...aah...ooh...mmmh!" Crooot croot, dilanjutkan afif, penisnya yang dipegang Asti itu menyemburkan sperma kewajah dan mulut Asti. Asti kemudian tubuhnya menggelinjang dikasur, sembari zamran dan Afif juga istirahat. "mbak Asti, cepet mandi deh, keburu dingin", "i..iya", "tapi kami barengin ya, biar cepet juga" setelah mengumpulkan tenaga, Asti diajak kekamar mandi bersama zamran dan Afif. Tubuh mereka segera dibilas dengan air, tapi Asti sudah merasakan tangan tangan jahil mengelus tubuhnya, dan buah dada besarnya juga diremas lagi. "Aaahn...mmh", "yang bawah sini sulit dibersihin mbak, biar saya bantu" Zamran sibuk menyabuni bagian dada Asti yang tertutupi buah dada besarnya itu, sembari juga meremas gundukan kenyal itu. Afif tampak tenang menyabuni selangkangan Asti. Tak begitu lama dua laki laki itu penisnya tegak lagi, dan tak perlu lama Asti kembali disetubuhi. meski sempat kembali beraksi, mereka segera membersihkan diri, lalu setelah itu berpakaian kembali. "makasih mas zamran, mas Afif, leptopnya saya bawa ya...", "iya, makasih juga mbak Asti", "kalau ada error apa aja bilang ya, kami siap membetulkan", "iya mas, hehe..." hari yang mulai gelap itu mengiringi perjalanan Asti pulang. Kini Asti sudah bisa mengerjakan tugas dari pak parno dengan bantuan leptop, meski ia ingat bagaimana adegan seksnya bersama zamran dan afif itu sebagai biaya servis leptop.
Selasa, 09 Agustus 2016
Cerita Seks: Adik sepupu yang menggoda
Gani baru saja tiba dari kuliahnya, namun ia sudah tau siapa yang ada dirumahnya sekarang. "Tumben udah pulang kak", "iya na, dosennya ngasih tugas doang", "hooh, enak dong, gak kayak Fiona ni, sore baru bisa mampir kesini" Gani lagi lagi melihat Fiona, adik sepupunya yang suka datang dan mampir kerumahnya Gani itu. "iya, ditinggalin apa hari ini?", "hmm? oh itu tadi mamanya kak Gani ninggalin uang, katanya suruh beli makan sendiri", "yah lagi lagi, hmm, iya udah, eh Fiona udah makan belum?", "belum kak", "ya udah kamu makan juga ya", "yeey, iya deh", "tapi kamu yang beli sana, tuh pake motorku", "yaa kak Gani, oke deh" Fiona menuruti Gani, anak SMA itu kini sudah pergi memakai motor Gani untuk membeli makan. Gani sudah terbiasa dengan kehadiran Fiona, meski cewek itu memang hanya makan tidur dan nonton tv saja dirumahnya Gani itu. Gani beristirahat sebentar sambil menunggu Fiona, namun ternyata malah ketiduran. Gani jarang jarang bermimpi, tapi kini ia malah bermimpi sedang bersetubuh dengan Fiona.
"Aahn...kak...oowh...mmh", "ooh... Fiona, aku mau keluar...ouh!" Croot croot, Gani mengeluarkan sperma dari penisnya, namun seketika itu ia terbangun, dan menyadari ia membasahi celananya dengan spermanya sendiri. Gani kemudian harus termenung memikirkan kembali, kenapa ia bisa mimpi bersetubuh dengan Fiona.
Setelah mengumpulkan kesadaran, Gani keluar dari kamarnya, "Eh, udah bangun kak? yee kak Gani ngompol ya? hahaha" Gani seketika kaget, ia lupa kalau ada Fiona diruang tengah, "Aduh, Fiona, anu... duh..." Gani berlari kekamar mandi, dan membersihkan celananya, untung ada celana lain didekat kamar mandi. "Kak Gani ini, udah kuliah masih ngompol", "Fiona, aku tadi enggak ngompol", "terus apa kak?", "itu sp... terserah kamu deh", "haha, kan, eh itu kak makanannya aku taruh dapur, udah aku angetin biar kak Gani makannya enak", "oh, makasih ya" Gani segera pergi kedapur dan mulai makan. Gani dihari yang mulai gelap itu makan dengan pikiran yang bercampur, ia masih memikirkan Fiona. "Kak Gani...", "iya Fiona?", "aku pulang dulu ya", "iya, ati ati..." Fiona memberi senyuman pada Gani, lalu cewek SMA 17 tahun itu segera pulang. Malam itu Gani memilih melamun diatap rumahnya, ia memikirkan Fiona lagi, cewek itu sebenarnya cantik dan juga menawan, tapi Gani tau cewek itu masih kurang dewasa. "Gani!", "eh, iya ma, aku diatas", "ooh, udah makan?!", "udah!", "siip!" Mamanya Gani baru saja tiba, ya memang ibunya itu bekerja dari siang sampai malam, sedang ayahnya bekerja diluar kota. Gani masih berfikir terus, iya karena baru kali ini Gani memikirkan tentang kemolekan dan kecantikan Fiona.Esok harinya, Gani pagi hari sudah pergi kekampusnya, untuk mengikuti perkuliahan. "Gan, hari minggu nanti ikut aku ya, kita piknik sekali kali", "kemana Dedi? minggu?", "ke taman yang baru jadi itu loh, iya, kamu bawa cewek lah sekali kali", "ooh, siapa juga yang mau keluar sama gua?", "aah, elu sih kebanyakan sembunyi dari ciwi ciwi, sekali kali kumpul mereka lah", "ciwi ciwi? cewek cewek maksud lo?", "iya, sekali kali pake bahasa kekinian lah", "dari tadi ente ngomong sekali kali, sekali kali, ente suka coba coba brarti nih", "sekali kali dong coba coba, hahaha, oke Gani Marhadi, siap ya minggu", "haha, iyaa" Gani setelah kuliah sudah ditemui temannya, ya memang Gani jarang sekali berkomunikasi dengan para mahasiswi dikampusnya, padahal juga cantik cantik. Gani memilih pulang kerumah, meski masih memikirkan harus mengajak siapa dihari minggu nanti. baru sampai rumah, Siang itu ia sudah teringat akan Fiona. "Gani, mama berangkat dulu, kamu tunggu si Fiona ya", "iya ma, sip" Gani kini sendiri dirumah saat mamanya mulai pergi. Tak lama, tampak Fiona datang kerumah itu lagi. "Hai kak Gani...", "hai Fiona, tumben, udah ganti baju...", "iya dong, tadi sebenernya libur, hehe", "oh, ada apa disekolahmu?", "ada ujiannya anak kelas 12, kelas 11 libur", "ooh, gitu ya?", "iya, liburnya sampe minggu depan, hehe", "hmm, bakal sering kesini nanti kamu...", "iya kayaknya kak, aku kan dirumah gak ada temennya, disini kan ada kak Gani, hehe" Gani kini jadi mudah terbawa persaan, mungkin efek dari mimpinya dulu itu. "haha, eh Fiona, kalau mau kamu bisa pakai laptopku", "wah, yang bener kak?", "iya, kamu mau ngegame atau mau internetan bisa", "wah, asyik, makasih kak" Kali itu tak seperti biasanya, Gani memberikan Fiona kesempatan menggunakan leptopnya, Gani sadar ia dulu tak begitu bersahabat pada Fiona. Fiona sedang sibuk menggunakan leptop Gani, untuk membuka akun sosial medianya. "Fiona, aku keluar sebentar ya", "iya kak Gani" Gani kali itu pergi keluar, untuk membeli beberapa barang. Fiona masih sibuk menggunakan leptop, tapi cewek SMA itu kemudian terbesit untuk mencari artikel artikel menarik diinternet, beberapa artikel tentang perempuan ia telusuri, sampai beberapa saat ia juga membuka masalah masalah pada pertumbuhan perempuan. Ketika Fiona mendengar suara pintu hampir dibuka, segera cewek 17 tahun itu menutup semua tab kecuali sosial media. "Eh, kak Gani", "Nih Fiona, ada cemilan", "makasih kak", "eh aku belum add facebook kamu loh", "hehe, kak Gani sih, punya kak Gani namanya apa?" Kini Gani sedang sibuk menambahkan Fiona menjadi teman diakun sosial medianya. "duh foto kamu Fiona", "napa kak? cantik kan?", "editannya itu, terlalu ah", "gak diedit itu, kan emang Fiona cantik dan mempesona, haha" Fiona tersenyum centil, Gani sempat terpukau. Gani kemudian teringat dengan ajakan temannya tadi dikampus. "Eh, Fiona, minggu mau ikut aku gak ketaman?", "wah, ketaman mana?", "itu taman yang baru, sekali kali main keluar, kamu kan dirumahku terus", "eh, iya bener kak, mm mau deh, Fiona juga jarang diajak keluar, hihi", "hehe, sip, gitu dong" hari itu Fiona dan Gani sedikit lebih dekat, tak seperti biasanya.
Beberapa hari berlalu, saat dirumah itu, Fiona mulai lebih akrab dengan Gani, dan makin dekat saja. Tepat dihari minggunya, pagi itu Gani sudah selesai bersiap, "Kak Gani...", "iya, wah Fiona..." Fiona telah tiba kerumah itu, tak seperti biasanya, cewek SMA itu kini tampil lebih menawan, karena cewek itu juga mempercantik dirinya dengan kosmetik yang tentu sempat membuat Gani terpesona, cewek itu juga mengenakan kaos dan celana jeans pendek. "napa kak? Fiona cantik beneran kan?", "itu, kek badut kamu menor menor", "iih kak Gani, gak jadi ikut deh", "eeh, jangan gitu, iya iya cantiik, gitu aja marah", "hihihi..." Gani kali itu benar benar tertarik pada Fiona, apalagi setelah melihat senyuman indahnya itu lagi, namun lebih menawan. Tak lama Gani sudah membonceng Fiona menemui temannya yang menunggu disuatu tempat. Gani sempat bingung juga, karena sesekali karena jalan yang bergelombang, Fiona jadi merapat pada Gani, dan buah dada kenyal milik cewek 17 tahun itu menyentuh punggung Gani, tentu mahasiswa itu bisa merasakannya meski beberapa saat saja. "Gani... Sini... waduh bawaannya cooy..." Gani kemudian menemui Dedi dipinggir jalan itu. "Halo Dedi, sori tadi macet dideket rumah", "its okay, mm, itu siapa Gan?", "ini Fiona" Fiona kemudian melambaikan tangannya sambil tersenyum. "hmm, selera orang memang beda beda ya Gan, yuk deh", "eh... iya..." Gani kemudian mengikuti temannya yang juga menggonceng cewek itu, bedanya Dedi membonceng mahasiswi, Gani membonceng anak SMA. Sesampai ditaman, motor mereka diparkir, lalu segera mereka pergi mencari tempat untuk berpiknik ria. Setelah itu mereka menata karpet dan juga beberapa snack, dan mereka kini duduk santai sambil ngobrol. "kamu pacarnya Dedi?", "iya, hehe" mahasiswi disebelahnya Dedi itu ternyata pacarnya. "hehe, gimana Gan? cocok kan?", "cocok banget,hehe", "sip, kalian juga cocok kok" Gani dan Fiona sempat senyam senyum sendiri, "anu Ded, Fiona ini...", "iya iya, gak papa, aku ngerti, sekali kali antimainstream", "bukan, dia...", "iya Gan, jarang kok liat cewek SMA seperti Fiona, Fiona udah lama sama Gani?", "mm... udah lama sih, kan Fiona...", "bagus bagus, nah, kalian sekali kali keluar bareng, ketaman gini kan bagus, sekali kali piknik", "hehe, i... iya..." Gani dan Fiona sesekali saling pandang, lalu tertawa bersama. Entah Dedi itu sebenarnya mengerti atau tidak kalau Gani dan Fiona itu bersaudara.
"yang, aku mau kekamar kecil...", "oh, mm, biar diantar Fiona deh, gimana?", "iya deh, biar aku temenin ya kak", "boleh, yuk" Fiona kemudian pergi bersama pacarnya Dedi itu. "eh Gani, gak kepikiran, elu suka yang muda muda ya", "aduh Ded, Fiona itu...", "udah, pantes kok, lebih enak juga sama yang muda, pasti masih perawan tuh", "aduuh, Ded, elu...", "iya, kalau pacarku itu udah gak perawan, tapi biarlah, masih nikmat, sekali kali terima apa adanya", "gila ente bro, gua gak bakal begituan mah", "ya jangan gitu Gan, cewek cantik gitu kok, pasti seru nanti diranjang" Gani mau menghajar Dedi tapi ia tak mau membuat suasana piknik itu jadi rusak. "Haduh, terserah lu dah Ded", "haha, tuker aja gimana Gan, tiba tiba gue jadi tertarik", "jangan aneh aneh ah Ded", "hehe, sekali kali mikir aneh aneh kan boleh", "gue kasih tau ded, Fiona itu... sep...", "aku kembali... hehe" Gani dari tadi tak bisa menyelesaikan ucapannya, Dedi dan pacarnya itu suka menyela orang saat bicara. "hehe, yuk dimakan nih cemilannya", "iya, mm... Fiona, kamu kok senyam senyum terus?", "hehe, gak papa kok" senyuman Fiona diikuti oleh Dedi dan pacarnya, tak pelak Gani ikut tersenyum, lalu mereka tertawa bersama. Dua pasangan itu bercakap cakap dengan asyik ditaman itu, berpiknik ria sambil menikmati suasana. "Foto dulu, hehe" Ckrek, mereka sempat foto grofie, dan hasilnya memang bagus. "bagus ya", "iya lah Gan, hapeku kan bagus", "kak Dedi, aku minta dong", "oh, boleh kok Fiona" segera Dedi mengirim foto itu kehandphone Fiona juga. "sip, yuk pulang", "iya, udah siang juga", mereka kemudian sudah bersiap pulang. "Gan, hati hati", "oke Ded, makasih buat hari ini" Dedi dan pacarnya segera pergi duluan. "Hehe, lucu ya kak Dedi sama pacarnya itu", "iya juga sih, apalagi tuh orang gak bisa berhenti ngomong sekali kali", "iya tuh, hahaha, yuk pulang kak"
Gani sempat kaget dan berdesir hatinya, Fiona kini memeluknya erat dari belakang, Gani hanya bisa tersenyum, lalu segera mereka berdua pulang.
Gani sempat kaget dan berdesir hatinya, Fiona kini memeluknya erat dari belakang, Gani hanya bisa tersenyum, lalu segera mereka berdua pulang.
"Wah, dari mana kalian?" Baru tiba dirumahnya, Gani sudah melihat ibunya didepan rumah. "Dari piknik ma, sekali kali, hehe", "gitu dong, adiknya itu diajak jalan jalan, Gani, hari ini mama ada lembur, pulangnya malem banget, udah aku siapin makanan dan uang buat kalian", "iya ma, mama jangan lupa makan juga disana", "iya, aku tinggal dulu ya Fiona", "iya tante..." Mamanya Gani itu segera pergi, lagi lagi Fiona berdua saja dengan Gani. "Huft, capek juga ya kak", "iya, hmmh" mereka berdua duduk disofa. Fiona tampak tak seperti biasa, cewek itu kini bersandar dibahu Gani. "kak Gani, Fiona ngantuuk" Gani hatinya leleh, adik sepupunya yang cantik itu tak bisa berhenti membuatnya baper. "ya tidur dong cantik" Fiona sempat tersenyum, "hehe, kak Gani gak mau tidur juga?", "belum ngantug banget sih", "tidur yuk sama aku" Gani kaget sekali mendengar ucapan Fiona itu. "aku... nyusul deh, m... mau makan dulu", "masih laper kak? hmmh, ya udah aku tidur dulu deh" Fiona pergi kekamar duluan, saat Gani menghela lafasnya. Gani sempat heran, hari itu Fiona benar benar diluar ekspektasinya. Gani sebenarnya tidak lapar, ia memilih duduk santai untuk beristirahat. Selang beberapa saat, Gani mengingat ingat kata kata Dedi tadi, sungguh Gani tak percaya, dari kata kata sekali kali yang selalu diucap Dedi, Gani malah teringat sekali tentang ekspektasi ngeseks nikmat dengan cewek yang lebih muda. Gani memilih berdiri, ia mencoba menengok adik sepupunya itu. Fiona ternyata tidur dikarpet dikamar itu, bukan dikasur. Sempat terlihat kemolekan tubuh Fiona itu saat tidur, Gani harus bernafas lebih kencang, fikirannya mulai menjadi jadi. tapi Gani masih bertahan, kini ia dekati Fiona, lalu ia mengangkat tubuh cewek 17 tahun itu, lalu direbahkan dikasur. Gani malah makin kalu, Dikasur itu Fiona malah terlihat makin menggiurkan. tak mau termakan fikirannya sendiri, Gina mencoba beralih keluar. Tapi entah dari mana Gani jadi mengantuk sekali. ia mau tidur dikamar mamanya, ternyata dikunci. terpaksa ia kembali kekamarnya. dikamarnya itu Gani tak bisa berhenti memandangi lekuk tubuh Fiona. Gani mau tidur dikarpet bawah, tapi akhirnya ia tak bisa menghentikan nafsunya sendiri. Gani kini tidur disebelah Fiona, dikasur yang sebenarnya untuk satu orang itu. Gani bisa merasakan hembusan nafas Fiona menghempas wajahnya, tentu makin membuat mahasiswa itu terangsang. Gani mengingat sekali mimpinya bersetubuh dengan Fiona, tapi ia masih berpegang teguh, Fiona itu adik sepupunya, dan Gani memilih tidur saja tanpa mengganggu adik sepupunya itu.
Sejam berlalu, Gani sudah tertidur, tidur dengan memikirkan Fiona. Fiona sendiri kini terbangun dari tidurnya, cewek itu lalu tersenyum melihat Gani tidur disebelahnya. Cewek 17 tahun itu wajahnya kemudian memerah, setelah itu ia malah merapatkan tubuhnya pada Gani. cewek itu kemudian memegang tangan Gani, ia pandangi wajah kakak sepupunya itu, lalu tak lama tangan Gani itu didaratkan diatas kaos cewek 17 tahun itu, tepat dibuah dadanya. Fiona memandu tangan itu, untuk meremas gundukan kenyal itu. Fiona merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang nikmat. Fiona kemudian melihat Gani masih tetidur, tapi tangan itu bisa bergerak sendiri, entah bagaimana Gani kini benar benar meremas buah dada milik Fiona adik sepupunya itu. Fiona nafasnya makin cepat, karena ulah kakak sepupunya itu. cewek 17 tahun itu kemudian membuka resleting celana milik Gani, lalu Fiona meraih penis milik kakak sepupunya itu, ternyata sudah tegak, Fiona malah mengocok penis Gani itu perlahan, suasana kamar makin memanas. Tak selang beberapa menit berlalu, Croot croot, Fiona kaget tangannya dipenuhi sperma dari penis Gani, dan pemilik benda tegak itu juga terbangun. Gani terbangun penuh tanya, ia menyadari dirinya sempat mengeluarkan sperma, tapi ia tak tau tangannya itu ada tepat diatas buah dada milik Fiona, dan adik sepupunya itu memegang penis yang sempat klimaks itu. "Aduh, Fiona..." Fiona dan Gani lalu bangkit dari tidurnya, dan duduk sambil terdiam, mereka sempat saling pandang, lalu terdiam. "m...maaf kak", "maaf juga Fiona... aku...", "kak Gani, ternyata... yang dulu itu, emang bukan ngompol ya...", "i...iya... ya... itu...", "mm... apa kak Gani... keluar itu... gara gara mikir Fiona?" Gani bingung, ia benar benar tak tau bagaimana semua ini terjadi. "itu... aku... aku mimpiin kamu...", "mmh... kak Gani, tadi pas ditaman, aku sempet ngobrol dengan pacarnya kak Dedi", "ngobrol apa?", "dia kira aku pacarnya kak Gani, setelah aku jelasin, dia malah ketawa, dan bilang... kak Gani sebenarnya suka aku, dari cara kak Gani memperlalukan Fiona...", "mm... Fiona, itu...", "terus, aku sempet juga ngobrolin tentang bagaimana kak Dedi dan pacarnya, kata pacarnya... mereka sering begituan kak", "ya mereka kan pasangan", "iya kak, mm... tapi..." Fiona malah mendekati Gani, mahasiswa itu hatinya sudah berdebar debar sejak tadi. "Fiona, aku... kok gak bisa berhenti mikirin kamu ya?", "m... maaf kak, Fiona emang terlalu sering kesini, jadi... begini deh..." Fiona masih saling pandang dengan Gani, mereka mulai tau ada sesuatu yang akan terjadi. "iya, Fiona gak salah...", "kak Gani... mau... coba ngeseks sama Fiona gak?" BLaaar! pecah serasa fikiran Gani. "Fiona... kamu...", "mm... iya kak kita saudara... tapi... aku...mmmhf!" Fiona tiba tiba dicium oleh Gani, hati cewek itu meleleh juga, dan akhirnya mereka kini benar benar mulai bercumbu. "cup...mm...mm... Fiona...mm", "mmh...aahn...cup... kak...mm" Mereka sudah terangsang, Gani juga tak mau berhenti lagi, ia kini berani meremas buah dada menggemaskan milik adik sepupunya itu lagi, tanpa ragu mereka bercumbu. beberapa menit itu mereka memanaskan suasana, yang memang tak seharusnya terjadi. "mmh...cup...mm... ", "aahn... kak Gani...ouh" Fiona kemudian berhenti, tapi cewek itu malah merebahkan tubuhnya lagi dikasur. "Fiona...", "kak, bukain pakaianku dong" Gani menuruti kata kata Fiona, ia lepas kaos milik Fiona, lalu bh dan celana jeans pendek itu. Fiona kini berbaring dengan begitu menggoda, hanya mengenakan celana dalam. "Fiona, kamu... cantiiik sekali", "hehe, untung bukan cantik sekali kali, haha" Gani sempat tertawa juga, "haha, mmm... cup...mm... hmm..." Gani kini sibuk mencium dan menjilati tubuh mulus milik adik sepupunya itu. Fiona terus mendesah perlahan, "aahn...mh... enak kak...oh", "cup...mm...hmmh", "aahn...nnngh... kak Gani...ouh" Gani kini juga meremas buah dada milik adik sepupunya itu, ia juga menjilat dan menghisap kecil puting indah yang baru kali ini jelas terlihat dimata Gani. Tak lama beraksi, Gani berhenti untuk melepas semua pakaiannya. "wah, kak Gani, udah tegak lagi itu...", "i...iya, kamu sih, menggoda banget", "ih kak Gani, kak, bukain itu, yang terakhir" Gani kemudian menurut dan mencopot celana dalam milik Fiona, dan segera ia lihat selangkangan indah milik Fiona, diselimuti bulu bulu tipis diatas bibir vagina yang sudah membuat Gani ketar ketir itu. "wow, Fiona, sungguh... kamu...cup...mmm...", "aaahn... kak... geli...oowh" Gani kini menciumi dan menjilati pintu masuk kenikmatan, dinding vagina milik Fiona itu memang sudah cukup basah. Gani tak lama segera sudah akan merealisasi mimpinya dulu itu. Kini lubang itu sudah mulai dijilati dalamnya, dan juga dihisap oleh Gani. "aah...aah... mmh... owh" Fiona tak bisa berhenti mendesah, ulah kaka sepupunya itu benar benar membuat sensasi nikmat yang baru kali itu dirasakannya. "mmh...aah... Fiona..." Gani berhenti, lalu ia memegang penis tegaknya, dan ditunjukan pada Fiona. "kak... ayo, puasin Fiona, puasin imajinasi kak Gani juga..." Gani tak bisa berhenti lagi, kini ia pasang penisnya dibibir vagina adik sepupunya itu, dan tanpa ragu, sleeb, ia isi lubang itu, persis seperti dalam mimpinya, mimpi Gani jadi kenyataan. "ooowh... Fiona...mmh" Gani merasakan kenikmatan yang sungguh tiada tara itu, sambil kini ia merapat diatas tubuh adik sepupunya itu. "Aah...aah... kak...aah...mmmh" Fiona tau, kini keperawanannya sudah diambil kakak sepupunya sendiri, tapi ia sudah tak bisa menyesali itu, ia tau ini memang sudah keinginan mereka berdua. "ooh... nikmatnya... Fiona...oowh" Gani mulai bergerak sedikit, penisnya maju mundur perlahan, mengoyak vagina milik Fiona yang sempit itu, karena memang baru saja diambil keperawanannya. "aah...ah...kak...oowh...ayo kak...aahn!" Gani terus menggenjot Fiona, ia makin bersemangat bila mendengar desahan dari adik sepupunya itu. Tak perlu lama Gani sudah menggenjot Fiona cukup hebat. Penis tegak itu maju mundur dan keluar masuk lubang vagina Fiona dengan asyik. Gani benar benar telah menyetubuhi Fiona, persetubuhan sedarah itu tak bisa dihentikan. "aahn...ah..kak Gani... oowh...terus kak...owh... mmmgh", "ooh... Fiona... makasih... aku suka kamu... ooowh..." Fiona dan Gani terus bersetubuh menit demi menit, tak ada yang bisa menghentikan. "kak...mmmgh!" Spluuurt, Fiona tampak klimaks duluan, Gani merasakan cairan mengalir dari dalam lubang vagina Fiona, melumuri penis tegak itu. "oowh, Fiona, oooh" Gani kemudian malah menggenjot dengan cepat lubang vagina itu, penisnya terlumasi itu bergerak seperti mesin, dan tak lama Gani juga ikut merasa puas. Gani mencabut penisnya, dan baru keluar dari lubang basah itu, Crooot croot croot, Sperma menyembur ketubuh dan buah dada Fiona. "ooowh... akhirnya... ", "ah...ah...ahnn.... kak Gani..." Mereka berdua kemudian beristirahat dengant tiduran dikasur itu.
"m... Fiona cantik...", "iya kakakku yang ganteng", "hehe, m... maafin aku ya", "udah kak, kan Fiona yang minta, enak kok tadi, seru, hehe" Fiona dan Gani saling pandang, mahasiswa itu juga mengelus rambut adik sepupunya itu. "hehe, mm... tenang aja, gak bakal...", "iya.. kan kak Gani pinter, aman pasti", "hehe, makasih Fiona, ini momen terindah dalam hidupku", "iya kak, makasih juga, hihi..." mereka berpelukan, penuh rasa lega, dan penuh cinta. "sekali kali emang perlu yang seperti ini ya...", "kak Gani, ketularan kak Dedi tuh, jadi bilang sekali kali lagi...", "hehe, kok bisa ya?", "mungkin kalo udah pernah ngeseks, jadi suka bilang begitu kak, haha", "bisa aja kamu Fiona, haha" Mereka bisa tertawa lepas selesai bersetubuh itu. Gani dan Fiona kini jadi makin dekat, meski mereka memang saudara, dan tak mungkin bersama selamanya, mereka sadar, momen indah bersama dirumah itu akan selalu diingat, dan tak pernah bisa terlupakan.
Langganan:
Postingan (Atom)